bahasa daerah

Halo mas dab…  saat ngomongin ngeblog, pastinya tidak terlepas dari tata bahasa, dan tulisan yang di tulis dalam sebuah artikel, dan tata bahasa itu seperti sudah menjadi ciri khas dalam blog itu sendiri, dan tak jarang saya temui banyak blog yang menulis artikelnya yang mencampurkan dengan bahasa daerahnya sang penulis atau bloggernya, misalnya bahasa jawa, bahasa sunda, bali, dan bahasa daerah masing masing yang tak mungkin saya sebut satu persatu, .. saya menulis ini bermaksud ingin menanggapi fenomena yang terjadi yang kalo di teruskan, kita bakal kehilangan jati diri..apa sih itu?

Yup….misalnya saya sendiri, saat ngeblog, memang hampir tidak pernah terlepas dari bahasa jawa, seperti ” wedian,…modiar tenan, joss monyorr, sangar pol, mlongoh ndoweh, dll wes” sebelum beralih ke arah lainya, saya akan sedikit menjelaskan bahwa saya nyaman menggunakan bahasa daerah saya sebagai orang jawa, dalam setiap tulisan artikel saya, apakah saya minder? tidak sama sekali, pastinya temen temen yang ngeblog, atau bahkan nulis status di facebook, twitter, path, instagram, linkedin, mungkin juga pake bahasa daerahnya ,.. pastinya gak malu dong pake bahasa sendiri, namun saya sedikit tidak nyaman dengan apa yang terjadi akhir akhir ini.. sebagai orang jawa, saya pasti tidak suka jika ada penilaian penilaian yang merendahkan ras kita atau suku kita..

dalam blog, ternyata masih aja banyak yang menganggap bahwa artikel di tulis dengan bahasa campuran antara bahasa indonesia dengan bahasa daerah, akan terkesan ndeso, ilmu nya dangkal, orang rendahan, orang terpinggir, tulisanya gak bermakna, informasinya rendah jadi gak perlu di dengar dan lain sebagainya yang intinya merendahkan bahasa daerah,.. tentunya masbro pasti sering mendengar, atau membaca orang berkomentar bahwa blog yang tulisanya campur aduk, di anggap blogger tidak profesional…

bener gak?? hehehe..kalo membaca seperti itu, saya hanya tersenyum saja, padahal ketika saya tau kalo yang menulis adalah orang jawa juga, atau ujung2nya orangnya adalah dulu waktu kecil adalah orang daerah juga yang merantau..mungkin begitu, namun kalo udah sukses haruskah kita meninggalkan bahasa daerah kita dan menganggap bahasa daerah kita itu ndeso, kuno, katrok dll ? apalagi gak pofesional?

saya hanya ingin urun rembbuk dan urun pemikiran saja,… lebih dahulu mana sih bahasa daerah dengan bahasa indonesia????? merdeka baru 70 tahun dan memutuskan pake bahasa latin sebagai bahasa resmi negara kita, sedangkan bahasa daerah seperti bahasa bali, bahasa jawa, sunda, dll… sudah berapa lama bahasa itu ada? sama seperti bahasa indonesia itu adalah anak kemaren sore yang baru lahir 70 th sedangkan mbah mbahnya adalah bahasa daerah itu sendiri, kalo misalkan anak kemaren sore bau kencur baru belajar, trus lagsung ngatain bahasa mbah mbahnya sebagai bahasa katrok, kuno dll… kira kira orang itu termasuk anak kurang ajar apa nggak? permisalan ini saya buat biar mudah memahami, dan agar llebih mudah menelaah bahwa kenapa bahasa daerah harus tetep di miliki.

masalah masbro memakai bahasa indonesia,itu memang baik, namun bahasa daerah juga baik, yang salah ketika orang menganggap bahasa daerah itu seperti bahasanya orang miskin, bahasa kuno, katrok, ndeso, gak profesional, kampungan, dll..ntar bisa bisa kualat dengan nenek moyang yang menciptakan bahasa daerah itu baru tahu rasa..

contoh.
bahasa jawa  : Umah, Griyo
bahasa Indonesia : Rumah

ketika memakai rumah kecil kecil, orang orang memakai kata “Perumahan”, tapi kalo perumaha besar, elit, elegan, ujung2nya orang kembali ke bahasa sejati atau bahasa daerah yang memang sudah melalui penghalusan makna yaitu “Griya” . apalagi kalo sampean semua pernah ke bali, banyak villa villa atau rumah yang bagus malah gak di sebut Rumah, mereka menyebutnya kadang D Umah, dll..laaah umah itu kan bahasa jawa lama, yang mirip2 dengan bahasa bali.

so.. akankah mindset masbro semua berpikiran bahasa daerah itu kuno? yuk bagi yang mengatakan bahasa daerah itu gak profesional dalam ngeblog, lebih baik dipikirin kembali, melihat mbah mbahnya dulu pake bahasa indonesia apa daerah? bahkan bahasa daerah itu bisa membedakan kapan ngomong sama orang tua, kapan ngomong sama orang sebaya nya, sedangkan bahasa indonesia? semua di pukul rata kan?

pemikiran pemikiran yang mulai menghapus kedaerahan itu sangat gencar terjadi, apalagi orang2 yang menganggap dia orang kota, orang sukses, wes pasti alergi sama bahasa daerah, takut ketahuan dari desa atau orang kuno… lihat saja di TV, orang yang berbahasa daerah seperti bahasa bali, sunda, jawa dan bahasa lainya yang kedaerahan, pasti itu kalo gak pembantu , jongos yang memang di perankan untuk di ketawain, untuk sebagai lucu2 an,..itu seoalh mengisyaratkan bahwa bahasa daerah itu rendah… apakah sampean sadar itu semua?

saya sendiri tinggal di bali sudah 14 th tapi saya jarang pake bahasa indonesia, saya lebih sering pake bahasa saya sendiri, bahasa jawa, kalo ngomong secara resmi, iya pake bahasa indonesia tapi itu hanya sebentar saja..dan tidak ada masalah bagi saya, saya bangga saja..dan lebih enak..

so.. ngeblog pake bahasa campuran indonesia dan kadang bahasa jawa, sah sah aja masbro..tidak ada yang salah, yang salah jika sampean mencibir dan menghina atau menganggap rendah, semoga tulisan saya ini di baca oleh orang orang yang selama ini berpikiran seperti itu, agar tahu bahwa daerah bukan berarti blog nya gak profesional, karena tidak ada korelasi nya antara bahasa daerah dengan tidak profesional dalam ngeblog..

semoga masbro yang sebagai pembaca blog, atau blogger juga,..bisa tetep memakai bahasa daerah…indonesia tidak ada apa apanya kalo tidak ada bahasa daerah..

salam ngeblog bahasa jowo, bahasa campuran. dan inilah saya..apa adanya.. oke yo dulurr… juoss monyor monyorr wes.. akhir kata.. salam

 

Leave a Reply